Disambut Doa dan Tarian Adat Banggai
Dengan sangat bangga, Diakon Agustinus Maming MSC menyebut kehadiran salib IYD Keuskupan Manado di Paroki Bunda Hati Kudus Sambiut, Kabupaten Banggai Kepulauan, Propinsi Sulawesi Tengah menjadi tanda kehadiran Kristus bukan hanya kepada Orang Muda Katolik (OMK). Ia hadir juga kepada seluruh umat.
“Sangat wah. Penyambutan dilakukan seluruh umat bukan hanya OMK,” katanya, Kamis (28/1).
Rasa bangga Diakon Agustinus memang wajar. Setelah tiba di Sambiut pukul 18.00, Rabu (27/1), dari Paroki Santa Maria Penolong Abadi Beteleme, Kecamatan Lembo, Morowali (masih di propinsi yang sama), salib langsung disambut seluruh umat. Yang datang mulai dari orang tua sampai anak-anak kecil.
“Salib disambut adat Banggai. Yang menerima dewan adat Desa Tone Kecamatan Totikum,” ujarnya.
Penyambutan adat itu, kata Diakon Agustinus berupa tarian adat dan doa adat. Di depan gereja, giliran para remaja yang menarikan tarian adat.
“Salib di bawah ke altar. Kemudian diadakan serah terima kevikepan,” katanya.
Pastor Fredy Samudia mewakili Kevikepan Palu menyerahkan salib kepada vikaris episcopalis (wakil uskup) Kevikepan Luwuk Banggai, Pastor Eustasius Puspoyuwono MSC. Setelah penyerahan diadakan doa bersama.
“Kemudian diadakan berkat bagi umat yang memenuhi gereja . Berkat itu dari salib IYD,” ujarnya.
Dikatakannya, semua prosesi ditutup dengan lagu mars OMK.
“Yang hadir dari Morowali berjumlah 12 orang yang terdiri pastor paroki Pastor Fredy Samudia, pastor rekan Pastor Windy Tangkuman, Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan perwakilan OMK dari lima rayon. Sementara dari kami ada pastor vikep dan saya sendiri,” katanya.
Acara di hari itu ujarnya ditutup dengan makan malam bersama. Ia berkelakar makan malam bersama itu dilanjutkan dengan makan Durian bersama.
“Di hari ini (bertepatan dengan peringatan wajib Santo Thomas Aquinas, imam dan pujangga Gereja), kami memulai novena IYD. Itu bergiliran antar wilayah rohani dan nanti berakhir pada jadwal resmi salib di Kevikepan Luwuk Banggai pada 1 Februari,” ujarnya.
Ia mengatakan salib itu sendiri sebenarnya secara resmi diarak di Sambiut tanggal 1 sampai 5 Februari 2016 Tanggal 1 sampai 3, salib akan diarak ke stasi-stasi bersamaan dengan adanya retret OMK. Retret umat kemudian dilaksanakan 3 sampai 5 Februari 2016 di pusat paroki.
“Salib saat retret umat dibawa ke pusat paroki. Selanjutnya berturut-turut akan menuju Nulion, Banggai, Sulubombong, Luwuk dan diseberangkan ke Gorontalo,” katanya.