Proposal Kedua
Mengampuni terus-menerus
Kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu. (Kolose 3:12-13)
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?”. Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (Matius 18:21-22)
Pengampunan Allah tidaklah pernah kurang. Di sepanjang hidup-Nya dan bahkan di kayu salib, Yesus telah mengampuni; Ia menolak menghukum orang.
Mengetahui bahwa kita telah diampuni dan selanjutnya kita mengampuni orang lain – ini merupakan salah satu sukacita yang paling membebaskan. Inilah sumber kedamaian batin yang Kristus ingin sampaikan kepada kita.
Gereja, yang merupakan kumpulan jemaat yang mengasihi Kristus, terpanggil untuk memberikan dirinya diubah oleh belas kasih. “Ketika Gereja mendengarkan, menyembuhkan, dan mendamaikan, ia menampakkan dirinya secara nyata – persekutuan dengan dasar kasih, belas kasih, dan penghiburan, serta sebuah cerminan gamblang dari Kristus yang Bangkit. Tidak pernah menjauhkan diri, tidak pernah bersikap ingin membela diri, dan merasa terbebas dari segala bentuk kekerasan, semuanya itu akan membuat keyakinan sederhana akan iman kepercayaan mampu memancar di kedalaman lubuk hati kita.” (Bruder Roger)
Perintah Allah tentang pengampunan tidak dapat digunakan untuk membenarkan berbagai tindakan kejahatan atau ketidakadilan. Justru sebaliknya, perintah tersebut lebih membebaskan kita untuk mengakui berbagai kekurangan kita, termasuk beraneka ragam kekurangan dan ketidakadilan di sekitar kita dan di dunia ini. Hendaklah kita menjadikan segalanya benar.
++ Marilah kita belajar mengampuni – meskipun harus tujuh puluh kali tujuh kali. Jika lukanya begitu dalam, kita dapat berusaha dan melangkah setapak demi setapak. Hasrat ingin mengampuni bisa saja terhalang oleh berbagai ketidakadilan yang pernah dialami, sebelum akhirnya menyembul keluar.
++ Kita dapat menunjukkan bahwa Gereja merupakan sebuah komunitas yang berbelas kasih dengan bersikap terbuka dan tidak pilih kasih kepada orang-orang di sekitar kita, dengan memperlihatkan keramahtamahan, dengan menahan diri untuk menghakimi orang lain secara membabi-buta, dengan membela kaum tertindas, dengan menempa hati yang pemurah dan yang dapat merengkuh semua orang…