Indahnya Kesucian

“Indahnya Kesucian” Sambut Salib IYD Keuskupan Manado di Tompaso Baru

feiby maria

PANIITA IYD – TOMPASO BARU. Penyambutan salib Indonesian Youth Day (IYD) atau Hari Orang Muda Katolik se-Indonesia Keuskupan Manado di Paroki Santo Paulus Tompaso Baru, Selasa (22/3)  berlangsung sangat meriah.

Awalnya, Orang Muda Katolik (OMK) dan umat Paroki Santo Paulus, Tompaso baru menuju gereja Katolik stasi Christus Rex (Raja) Liningaan (Kecamatan Maesaan, Minahasa Selatan) dari Paroki Santa Perawan (SP) Maria Ratu Rosari Modoinding dan tiba di situ pukul 16.45 Wita. OMK dari Paroki Tompaso Baru menunggu di luar gereja saat itu karena OMK dan umat Modoinding sementara mengadakan novena IYD.

Setelah itu, Pastor Paroki Modoinding, Pastor Stevi Motoh menyerahkan salib kepada Pastor Paroki Tompaso Baru, Pastor Marianus Toiyo, di jalan raya depan gereja. Tari jajar (tari khas OMK Keuskupan Manado) OMK Tompaso Baru dengan lagu “indahnya kesucian” menemani prosesi dengan mengitari salib.

Marching Band sambut Salib Salib diarak

Pastor Marianus menyerahkan salib kepada Stevanus Lumowa, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Minahasa Selatan (Minsel) sebagai perwakilan pemerintah kabupaten (pemkab) Minsel. Steven menyerahkan salib kepada ketua panitia IYD paroki Tompaso Baru, Marsel Kaparang (yang memakai baju adat Minahasa bersama sekretaris Evi Poluakan). Mereka berdua bergantian memegang salib berjalan kaki sejauh delapan kilometer dari Liningaan sampai gereja pusat paroki Tompaso di Pinaesaan, Kecamatan Tompaso Baru, Minsel.

Urutan prosesi paling depan ialah marching band Sekolah Menengah Pertama (SMP) Santo Paulus Tompaso (yang dipimpin langsung ketua Dewan Pastoral Paroki, Pastor Jesri Repi yang juga melagukan theme song IYD).  Salib IYD didampingi bendera Kuning Putih (bendera negara Vatikan yang dipimpin Paus Fransiskus), bendera merah putih, dan  panji Pemuda Katolik (PK) tepat di belakang rombongan barisan itu.

Setelah barisan salib, tampak Pastor Paroki Tompaso Baru, frater pastoral Firmanians Tuerah, Steven Lumowa, camat Tompaso Baru Henri Palit, hukum tua Tompaso Baru 1 Naomi Iroth, hukum tua Pinaesaan Detty Sumual, dan hukum tua Raratean Nova Roti. Di belakang mereka ketua-ketua dewan stasi, ketua-ketua wilayah rohani, ketua-ketua kelompok kategorial se-paroki, umat dan OMK se-paroki Tompaso Baru, masyarakat Tompaso dan rombongan pemakai Wolai (topeng dari Batang Kelapa dari stasi Santo Yakobus Poopo mirip reog).

Serah terima salib IYD 2

Salib sempat diserahkan kepada kepala kepolisan sektor (kapolsek) Tompaso Baru Iptu Verry Liwutang yang diwakili wakapolsek di jalan raya depan markas polsek (mapolsek). Salib dikembalikan kepada ketua panitia dan di depan kantor kecamatan Tompaso Baru, salib diserahkan komandan rayon militer (danramil) 1302/08 Kapten Infanteri Jance Walangitan.

Danramil yang kemudian menyerahkan salib kepada camat Tompaso Baru, Henri Palit. Di Matubo, perbatasan Desa Tompaso Baru II dengan Pinaesaan, salib diserahkan kepada hukum tua Tompaso Baru I, Naomi Iroth.

Naomi mengantarnya di depan gereja paroki Tompaso Baru dan menyerahkannya kepada hukum tua Raratean, Nova Roti. Rombongan berhenti karena pertunjukkan gerak dan lagi theme song IYD oleh Serikat Anak Misioner (Sekami) Paroki Tompaso Baru.

Tari Jajar Sambut Salib

Rombongan menuju panggung utama di lapangan persekolahan Taman Kanak-Kanak (TKK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) Paroki Tompaso Baru. Di panggung, salib diserahkan kepada hukum tua Desa Pinaesaan Detty Sumual

Setelah itu, salib diserahkan kembali kepada Pastor Marianus dan ketua panitia untuk ditahtakan di atas panggung. Tari “Selendang Biru” (tari khas Wanita Katolik Republik Indonesia/Wanita Katolik RI) ditampilkan sesudah sambutan-sambutan.

Steven Lumowa, yang juga Ketua Kaum Bapak Katolik (KBK) Paroki Tompaso Baru dalam sambutannya mengaku bangga sebagai umat dan sebagai pemerintah. Semua katanya terselenggaranya baik bahkan hikmat.

“Karena disponsori OMK, ini menjadi pembelajaran yang baik. Mereka terlibat langsung dalam kegiatan Gereja dan itu menjadi kebanggaan,” ujar ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Minsel ini.

Berdoa di Depan Salib IYD

Salib ini katanya melewati tiga propinsi. Di lepas dari Palu, melewati propinsi Gorontalo dan sudah tiba di Tompaso Baru.

“Nantinya akan dibawa ke Lotta. Ini gaung nasional karena setiap keuskupan di Indonesia membuat hal ini dan semua salib ini akan dibawa ke Lotta,” kata ketua Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) Kabupaten Minahasa Selatan ini.

Ia mengucapkan selamat dan sukses kepada OMK dan masyarakat. Ia berharap Tuhan membantu mereka dalam semua rencana dan cita-cita.

Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan misa. Misa dipimpin langsung Pastor Marianus Toiyo.

Dalam homilinya ia mengatakan ini IYD kedua setelah Sanggau. Jika ditarik ke belakang, itu dimulai tahun 1984, ketika OMK seluruh dunia bertemu dengan Paus Yohanes Paulus ke-II dalam pertemuan Minggu Palma.

“Itu menyongsong yubileum agung tahun 2000. Saat itu paus sadar bahwa OMK seluruh dunia ‘tidak tidur,” katanya.

Ia mengatakan disadari bahwa 60 persen dari umat Katolik seluruh dunia ialah orang muda. Paus kata Pastor lalu mengagas pertemuan OMK sedunia agar OMK sedunia lebih mengenal Kristus dan terus menjadikan Kristus menjadi pusat hidup-Nya.

“Tahun 1985, mulai dibentuk panitia dan mulai ada Hari Orang Muda Katolik Sedunia (World Youth Day). Yang terakhir di Rio Janeiro Brazil,” katanya.

Salib IYD diarak Gracio Turangan

Itu kemudian diikuti semua regio daerah teritorial Gereja Katolik di seluruh dunia. Di Benua Asia, pertemuannya dinamakan Asian Youth Day dan tahun 2017 dibuat di Keuskupan Agung Semarang, Indonesia

“Di Indonesia diadakan pertemuan OMK seluruh keuskupan yang dinamakan Indonesian Youth Day. Sudah dicanangkan tahun 2012 di Keuskupan Sanggau dan sekarang di keuskupan Manado,” ujarnya.

Kedatangan salib IYD di pekan suci, kata Pastor Marianus menjadi rahmat dan berkat. Ia mengatakan semua umat bersorak gembira.

“Tapi pertanyaan refleksinya apakah kedatangan salib sebagai berkat lebih daripada paroki lain bisa sungguh-sunggu membawa berkat. Sikap kitalah yang menentukan,” katanya.

Ia mengatakan pemaknaan salib seperti bacaan pertama misa (sesuai kalender liturgi Gereja Katolik yang dipakai di seluruh dunia) tentang Hamba Yahwe. Hamba ini memberikan punggungnya untuk dicambuk dan Ia tidak memalingkan mukanya.

“Salib (yang dialami oleh Hamba Yahwe) bagi orang bodoh dianggap kebodohan. Bagi kita orang percaya, salib menjadi hikmat untuk mengenal Allah, untuk dipanggil bersama Yesus menuju kemuliaan tapi harus dibarengi kesetiaan memikul salib,” ujarnya.

Salib IYD diarak Gracio Turangan

Ia mengajak OMK untuk berjaga bersama Dia dengan tuguran (seperti berjaga bersama Yesus di Taman Getsemani pada Kamis Putih). Berjaga diperlukan karena kata Pastor Marianus karena Petrus pun sebelum ayam berkokok menyangkal Yesus tiga kali.

“Jangan pula ada yang menjual seperti Yudas. Setelah ini ada yang minum minuman keras,” ujar Pastor Marianus berkelakar.

Tuhan katanya mengerti keadaan umat. Tapi dengan bertahan berkat salib akan penuh.

“Semoga  Salib IYD sungguh-sungguh membawa berkat. Semoga ini benar-benar menjadi saksi iman,” katanya.

(David Manewus/Tim Pubdok-Panitia IYD)

Post Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *