Paus Benediktus XVI menegaskan dalam perayaan Hari Minggu Komunikasi Sosial Sedunia 2013 menyampaikan bahwa“Media Sosial (MedSos) adalah ruang baru untuk evangelisasi. Kita semua menyadari perlunya memanfaatkan medsos secara lebih bermanfaat dalam upaya menemukan kembali kegembiraan iman Kristiani menuju kecakapan kristiani dalam tata dunia yang berkembang demikian cepat.”Orang Muda Katolik (OMK) yang akrab dengan medsos ini diharapkan mampu berinisiatif dan berkarya dalam evangelisasi melalui medsos dengan baik dan benar sesuai dengan ajaran kitab suci. Melalui harapan itu Komisi Kepemudaan (KomKep) bersama Komisi Sosial (KomSos) Keuskupan Agung Makassar mengadakan Pelatihan Pewartaan Kabar Gembira melalui Media Sosial.
Sejalan dengan firman Tuhan“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang,
supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16), maka melalui pelatihan Medsos diharapkan dapat mencapai tujuan,yaitu: (1) Peserta mengerti tentang dasar-dasar pewartaan iman. (2) Peserta menguasai dasar-dasar penggunaan aplikasi media sosial yang banyak dipakai OMK sekarang ini, dan (3) Peserta menguasai pewartaan iman melalui media sosial. Pelatihan yang diperuntukkan bagi OMK berlangsung Sabtu-Minggu, 25-26 November 2017 di Baruga Karre Makassar. Peserta berasal dari Paroki yang ada di Kevikepan Makassar dan juga yang mewakili komunitas KMK di berbagai perguruan tinggi. Usia peserta adalah 17-30 tahun dan mempunyai smartphone serta aktif di media sosial, yang kemudian bersedia aktif menjadi relawan Tim Medsos di Komkep maupun Komsos KAMS sekurang-kurangnya selama 1 tahun.
Materi pelatihan meliputi: (1) Aku, media sosial, dan gereja, (2) OMK membangun dialog komunitas di medsos, (3) OMK dan ketrampilan membuat isi kreatif di medsos, (4) Pembuatan grafis kreatif di medsos, (5) Pembuatan konten video, (6) Pengantar jurnalistik, UU ITE, dan HAKI, (7) Membangun dan memviralkan konten, perencanaan program monev medsos, serta (8) Rencana tindak lanjut, membangun kerjasama dan membangun jejaring. Metode yang diterapkan dalam pelatihan meliputi ceramah, diskusi/sharing, kerja kelompok, dan tanya jawab. Beberapa narasumber yang berkesempatan hadir diantaranya RD. Benard Cakra Arung Baraya, N. Tri Suswanto Saptadi, Mariska Nara, dan Denny Palit.
Pelatihan yang berlangsung selama 2 hari tersebut kiranya dapat dikatakan berhasil apabila meningkatnya pengetahuan tentang dasar-dasar pewartaan iman, bertambahnya penguasaan dasar-dasar penggunaan aplikasi yang terdapat di media sosial, dan menggunakan media sosial sebagai sarana pewartaan iman secara benar, bertanggung jawab dan efektif.Pelatihan berakhir dengan misa perutusan agar peserta dapat semakin mewartakan kabar gembira. Selain di Kevikepan Makassar, pelatihan Medsos juga direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2018 di Kevikepan lain di Keuskupan Agung Makassar (KAMS), yaitu Sulbar, Sultra, Tana Toraja dan Luwu Raya.
Paus Paulus VI dalam Evangelii Nuntiandi(nasihat apostolik) pada tanggal 8 Desember 1975 mengatakan “katekese atau pendalaman iman belum maksimal apabila tidak menggunakan media. Alat-alat itu dapat memperluas wilayah di mana Sabda Allah dapat didengar, hampir tanpa batas. Gereja akan merasa salah di hadirat Tuhan, jika ia tidak memanfaatkan sarana-sarana yang ampuh ini yang dari hari ke hari semakin disempurnakan oleh keterampilan manusia. Berkat alat-alat itu, Gereja berhasil berbicara kepada banyak orang sekaligus, tetapi setiap orang yang mendengarkannya akan merasa disentuh secara pribadi. Alat-alat itu mampu menembus hati nurani setiap orang dan menanamkan dalam hatinya seolah-olah dia sendirilah satu-satunya orang yang disapa, sehingga sentuhan itu dapat membangkitkan ketaatan dan keterlibatan pribadi.” (EN no. 45).
Paus Fransiskus dalam pesan di Hari Komsos 48, th 2014, mengatakan “revolusi telah terjadi dalam media komunikasi dan teknologi informasi, yang menunjukkan tantangan yang besar dan menggentarkan. Umat diharapkan menanggapi tantangan itu dengan daya imajinasi yang segar seperti yang diusahakan selalu dalam membagikan keindahan Allah kepada sesama.” Kemudian pesan di Hari Komsos 50, th 2016, mengatakan “surat elektronik, pesan teks singkat, jejaring sosial dan percakapan daring (on line), dapat juga menjadi bentuk komunikasi insani seutuhnya.” Hal ini juga disampaikan kembali dalam pesan di Hari Komsos 51, th 2017, yaitu “saya ingin menyumbangkan upaya untuk menemukan pola komunikasi terbuka dan kreatif, yang tidak mengagungkan kejahatan, melainkan fokus pada solusi dan menginspirasi pendekatan positif dan bertanggungjawab bagi pihak penerima informasi. Saya menghimbau semua orang agar memberikan inti cerita yang pada hakekatnya adalah “kabar baik” kepada sesamanya.”
Melalui pewartaan diharapkan gereja hadir sebagai sakramen yang menyucikan dan menguduskan hidup setiap orang, agar dirinya dapat menjadi teladan dalam kehidupan dan persembahan yang indah bagi Allah.Gereja diharapkan pula menjadi penyelaras antara kemajuan peradaban dan keselamatan yang dari Allah, dan gereja juga hadir melalui sekolah-sekolah yang mendidik siswa dalam pembelajaran, tidak terkecuali di kalangan orang muda katolik. Beberapa sumber pembelajaran digital yang dapat menjadi referensi, diantaranya: mirifica.net, imankatolik.or.id, sesawi.net, kairos.or.id, katoliknews.com. dapat membangun karya kreatif OMK dalam menggunakan Medsos.
Setelah mengikuti pelatihan Medsos di Karre, beberapa OMK juga terlibat dalam pertemuan Forum Dialog Lintas Agama yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik dan Direktorat Kemitraan Komunikasi dalam naungan Kementerian Komunikasi dan Informasi dengan tema “Taat Agama, Bergaul Harmonis, dan Sopan Berkomunikasi.” Kegiatan tersebut dilaksanakan tanggal Kamis, 30 November 2017 di Hotel Aryaduta Jalan Somba Opu No. 297 Losari Makassar.
Peserta yang berjumlah sekitar 100 orang berasal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi), Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI), Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan dinas terkait. Narasumber kegiatan diantaranya Kepala Dinas Kominfo Prov Sulsel, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Dra. Rosarita Niken Widiastuti, M.Si. Dalam kegiatan tersebut juga terdapat diskusi panel mengenai Bijak Bermedia Sosial Sesuai Peraturan Perundang-undangan, Bimbingan Teknis dan Pembuatan Konten Media Sosial. Pada kesempatan tersebut pula, peserta OMK asal Pare-pare mendapat juara ketiga dalam materi Gambar Kreatif dengan aplikasi digital Meme Generator.
Oleh: N. Tri Suswanto Saptadi (Pendamping OMK)