Sejak Jumat (4/5) hingga Sabtu malam (5/5), sekelompok orang muda datang untuk mengikuti serangkaian kegiatan rohani yang dibawakan oleh Tim dari PusPas (Pusat Pastoral) Keuskupan Weetebula. Mereka adalah Orang-orang Muda Katolik (OMK) Paroki Sang Sabda-Lewa yang masih mengenyam pendidikan di bangku SMA (SMAN 1 Lewa dan SMKN 4 Lewa).
Pada awal jumpa, RD. Tibur Mari selaku direktur PusPas Keuskupan Weetebula menyampaikan terima kasih kepada bapak-ibu guru yang memberikan izin kepada siswa/i untuk datang dan belajar bersama. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada para peserta karena ditengah persiapan ujian, mereka masih bisa meluangkan waktunya untuk hadir bersama, berbagi iman bersama dengan teman-teman lainnya.
Di hari berikutnya, RD. Stef menghidupkan semangat OMK dengan renungan-renungan yang membakar semangat siswa/i. Imam kelahiran Ende-Flores mengambil perikop Injil Lukas tentang Yesus membangkitkan seorang pemuda di Nain. “Anak adalah buah hati dalam keluarga. Karena itu, anak selalu dijaga dengan baik oleh orang tua. Jikalau orang tua sudah menjaga dengan baik, maka anak harus menjaga dirinya sendiri,” katanya.
Lebih lanjut, RD. Stef menegaskan bahwa OMK adalah bagian penting dari Gereja. Karena itu, keterlibatan dalam setiap kegiatan OMK, wajib hukumnya. Kita seringkali membuat sakit Yesus. Cara menyakiti Yesus adalah dengan cara minum mabuk, merokok, tidak mengikuti perayaan Ekaristi, dan lain-lain. Tindakan seperti itu menyakiti diri sendiri dan kalau demikian maka kita menyakiti Gereja dan otomatis kita menyakiti Yesus.
Selain renungan dan motivasi, tim PusPas Keeuskupan Weetebula juga memberikan pengetahuan praktis kepada siswa/i berkaitan dengan Liturgi Gereja Katolik. Fr. Yos menjelaskan kepada siswa/i soal warna-warni liturgi, perlengkapan-perlengkapan liturgi dan juga sikap tubuh dalam sebuah perayaan Ekaristi.
Pada sore harinya, RD. Tibur kembali memberi support bagi para peserta berkaitan dengan cara menghadapi dan mengatasi setiap persoalan dalam zaman ini.
Kegiatan ini kemudian diakhiri pada Sabtu (5/5) dengan acara api unggun. Api unggun dibuat untuk membakar semua unggun menjadi simbol yang kelemahan yang ada selama ini. Selain itu, api membakar semangat setelah meninggalkan kelemahan-kelemahan. RP. Dantho, SVD selaku moderator OMK PSS Lewa menyampaikan terima kasih kepada tim dari PusPas Keeuskupan Weetebula yang telah datang dan membekali OMK Lewa. Tentu kegiatan kali ini hanya untuk siswa-siswi SMA tetapi kali berikut, kita akan berusaha untuk melibatkan semua.