“ Training For Trainers” Pengurus dan Pendamping OMK
Se-Keuskupan Tanjung Karang
Jumat, 11 Mei 2018 , mulai pukul 10.00 WIBpara pengurus dan pendamping OMK sekeuskupan Tanjung Karang ramai mendatangi RR Laverna, bukan tanpa alasan mereka mendatangi RR Laverna, Para pengurus dan pendamping OMK datang untuk memenuhi undangan Komkep Tanjung karang dalam rangka kegiatan pelatihan pengurus dan pendamping OMK se-keuskupan Tanjung karang.
Rangkaian acara kegiatan pelatihan yang bisa disebut juga sebagai “Training for Trainers” ini dilaksanakan dalam tiga hari yaitu, dari tanggal 11-13 Mei 2018 (hari jum’at – minggu). Kegiatan ini dilaksanakan oleh Komkep Tanjung karang bekerjasama dengan Komkep KWI Jakarta.
Beberapa hal yang melatarbelakangi kegiatan ini, yaitu melihat kurangnya pelatihan bagi para pengurus dan pendamping OMK di keuskupan Tanjung Karang, dan kurang nya jaringan informasi antara pengurus dan pendamping di keuskupan Tanjung Karang. Sehingga dengan diadakan nya Kegiatan ini diharapkan para pengurus dan pendamping mendapatkan pencerahan mengenai tugas-tugas kepengurusan dan pendampingan terhadap OMK, harapan nya juga setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini visi dari pastoralOMKdapat selaras dengan visi Komkep Tanjung Karang yaitu “Orang muda Katolik sebagai Gereja yang mandiri, berdaya tahan, berdaya tarik, transformative/agen perubahan dan siap diutus dalam peziarahannya di dunia bersama dengan semua orang”.
Kegiatan ini seharusnya diikuti oleh 16 paroki dan 8 unit pastoral se-keuskupan Tanjung karang, hanya saja ada 2Unit Pastoralyang tidak dapat hadir karena suatu hal, sehingga belum bisa mengirimkan perwakilan pengurus dan pendampingnya.
Para peserta yang tiba segera registrasi ke bagian sekretariat, dan panitia memberikan nomorkamar kepada para peserta TFT. Kegiatan hari pertama diawali dengan Misa pembukaan yang dipimpin oleh Rm.Yustinus Eko Yuniarto, SCJKetua KomKep keuskupan Tanjungkarangdan RD. Antonius Haryanto, sekretaris eksekutif KomKep KWI.
Dalam homilinya Rm. Eko membacakan pesan dari Mgr. Yohanes Harun Yuwono selaku uskup di keuskupan Tanjung karang. Didalam pesannya Mgr. Yohanes harun mengatakan bahwa orang muda merupakan pemilik masa kini dan penguasa masa depan. Sebagai orang muda kita sudah seharusnya menggairahkan teman-teman seiman kita bukakn malah menjadi penyebab kehambaran.
Melalui pesan tersebut, diharapkan kita sebagai orang muda katholik dapat menjadi penggerak didalam gereja ataupun di masyarakat.
Setelah misa selesai, kegiatan dilanjutkan dengan perkenalan dari Tim Komkep Keuskupan Tanjung karang, dan Tim Komkep KWI. Dari perwakilan komkep KWI yang hadir dalam kegiatan ini yaitu, RD. Antonius Haryanto atau biasa disebut Rm . Hary komkep, Kak Desiana, Kak Helena, Kak Michael (kak Onank), dan Kak Linda, usai perkenalan para peserta diberi jeda waktu untuk dapat mandi. Setelah peserta selesai mandi, maka sesi pertama kegiatan ini segera dimulai.
Dalam sesi pertama OMK diajak untuk dapat melihat “Realita OMK zaman now”. Di dalam sesi yang pertama ini kita diajak melihat realita yang terjadi di dalam gereja maupun di pasar (di masyarakat), kita diajak untuk dapat memikirkan hal-hal yang bukan hanya berkaitan dengan altar atau gereja secara khusus melainkan lebih kepada perhatian kita terhadap pasar ( masyarakat) yang ada di luar Gereja. Sebagai orang muda katolik kita juga diajak untuk dapat menggali potensi diri, mengembangkan potensi yang dimiliki, serta mampu untuk dapat menjawab tantangan yang ada. Karena, beberapa tahun belakangan ini kita sudah dihadapkan oleh pasar dunia, persaingan yang kita hadapi akan semakin ketat lagi, namun jika kita sebagai orang muda mampu mengenali potensi yang kita miliki dan mampu untuk mengembangkannya menjadi daya jual maka tidak aka nada masalah bagi kita dalam menghadapi pasar global yang disebut-sebut masyarakat ekonomi asean (MEA). Sudah siapkah kita untuk dapat menjawab tantangan tersebut?
Setelah berdiskusi disesi pertama, tibalah saatnya kita akan bersantap malam, doa makan dipimpin oleh salah satu peserta.
Selanjutnya usai sesi pertama, kita lanjut ke sesi selanjutnya yaitu sesi yang kedua oleh RD. Antonius Haryanto. Dalam sesi yang kedua ini membahas mengenai visi misi karya pastoral OMK. Rm. Harry memberi contoh seperti seorang Maria yang berkata Ya terhadap panggilan nya.
Yang memimpin karya pastoral OMK adalah Yesus sendiri, visi OMK tidak dapat lepas dari Perutusan gereja yaitu Evangelisasi. Kemudian sesi kedua ditutup doa malam, dan para peserta dipersilakan untuk dapat berisitarahat di kamar masing-masing, untuk dapat mempersiapkan kegiatan yang akan lebih padat lagi di hari yang kedua.
Setelah peserta menikmati istirahat malam, dihari yang kedua para peserta akan mengikuti berbagai rangkaian kegiatan yang telah dipersiapkan oleh panitia. Kegiatan dihari kedua ini diawali dengan misa pada pukul 06.30 wib, peserta dan panitia serta tim komkep KWI berkumpul di Kapel untuk mengikuti misa yang dipimpin oleh RM. Eko Yuniarto SCJ dan RD. Antonius Haryanto setelah misa selesai, peserta kembali ke ruang makan untuk dapat menikmati snack.
Setelah itu para peserta diminta panitia untuk dapat berkumpul di lt 3 RR Laverna untuk dapat mengikuti sesi yang ketiga yaitu tentang pastoral yang diisi oleh Kak Helena, kak Helena membagikan sticky note dibantu oleh panitia kemudian memberikan empat pertanyaan mengenai pastoral Gereja kepada peserta.
Setelah peserta mengikuti sesi yang ketiga, peserta diajak untuk mengikuti sesi yang keempat, di sesi yang keempat ini Kak Budi membawa peserta untuk menjawab pertanyaan reflektif yang nantinya harus didiskusikan oleh peserta dan pendamping , pertanyaan nya mengenai hal apa yang membuat OMK bertahan untuk menjadi pengurus dan pendamping hingga saat ini ?
Karena di sesi ini merupakan sesi pendampingan pengurus OMK maka antara pendamping dan pengurus dipisahkan menjadi dua kelas , kelas kepengurusan dan kelas pendampingan di kelas pengurus di bimbing oleh kak Budi dan Kak Desiana, sedangkan dikelas pendamping dibimbing oleh kak Onank , kak Helena dan kak Linda. Namun sebelum memasuki kelas masing masing para peserta di ajak untuk dapat merefleksi kan beberapa pertanyaan berikut ini :
- Dukungan dari siapa dan apa yang anda perlukan selama menjadi pengurus dan pendamping di paroki anda ?
- Program pendampingan apa yang berhasil di paroki anda dan bagaimana cara anda meraih keberhasilan tersebut?
- Apa kekuatan dan peluang yang anda miliki di OMK tempat anda?
Sebelum peserta diijinkan untuk memasuiki kelas masing-masing, kak Budi juga membuka dengan menjelaskan mengenai apa itu appreciative inquiry.
Appreciative inquiryadalah pertanyaan yang membuka suatu yang baru untuk menghargai sesuatu yang baru. Kak budi juga memaparkan mengenai hal yang kita lakukan saat ini bukan untuk pemecahan masalah saja, tapi kita akan melakukan appreciate inquire yaitu :
- Fokus pada kekuatan dan peluang
- Melihat kedepan
- Komitmen
Appreciative inquiry, proses nya discovery: mencari kekuatan dan peluang “ energizing force”. Jika kita fokus pada kekuatan kita kita dapat menyadari akan bekal yang kita miliki.
Usai pemaparannya peserta diperkenankan untuk dapat memasuki kelas yang telah ditentukan sebelumnya. Di kelas masing-masing para peserta dibimbing untuk dapat menjawab masing-masing pertanyaan reflektif tersebut setelah diskusi selesai peserta diminta untuk dapat memaparkannya di depan peserta yang lain dan peserta lain dapat menanggapi apa yang telah dipaparkan oleh para peserta yang memaparkan hasil refleksi mereka.
Akhirnya diskusi di sesi yang ke empat ini telah selesai dan peserta akan menimkmati menu makan siang bersama. Setelah itu peserta kembali lagi menempati kelas yang telah disediakan untuk dapat mengikuti sesi selanjutnya disesi ini peserta di bagi kelompok berdasarkan asal paroki mereka diajak untuk dapat berdiskusi mengenai program kerja paroki masing-masing, hanya saja karena waktu sudah sore maka diskusi pembuatan program kerja di tunda beberapa saat dan peserta diberi waktu untuk dapat Mandi sore terlebih dahulu usai mandi peserta kembali lagi kekelas untuk melanjutkan diskusi mereka. Kak Desiana memanggil beberapa paroki untuk dapat memaparkan program kerja paroki mereka kedepan hanya saja setelah mendengar pemaparan mereka yang dianggap Rm. Harry masih terlalu monoton rujukan nya tentang Altar maka Rm Harry pun angkat bicara, mengapa Program OMK paroki belum ada yang menyentuh aspek pasar, program paroki sudah bagus merujuk ke aspek altar hanya saja seharusnya perlu adanya program yang merujuk ke aspek pasar juga, dan akhirnya Rm harry memberikan PR kepada peserta untuk membuat program kerja yang menyentuh aspek pasar. Tapi ternyata suasana diskusi itu justru tidak segera ditutup dengan PR yang diberikan oleh Rm harry justru setelah Rm Harry menyinggung tentang program kerja yang harus bisa menyentuh aspek pasar banyak peserta yang memberikan tanggapan positive, debat dan pemberian tanggapan pun berlangsung panas, tensi tinggi, menariknamun tetap terkontrol. Diskusi malam itu pun ditutup dengan doa malam untuk mengantarkan para peserta beristirahat setelah berlelah–lelah dengan kepadatan kegiatan dihari yang kedua.
Dihari yang ketiga dimulai dengan olahraga pagi pada pukul 05:30 wib, para peserta berkumpul di halaman RR laverna untuk olahraga bersama. Kemudian mandi dan sarapan, setelah itu peserta kembali mengikuti kelas. Di hari yang ketiga ini pesertapengurusdanpara pendampingOMK berada di satu ruangan diawali dengan perkenalan Tim pemerhati OMK keuskupan Tanjung Karang.Rm Eko menghadirkan Tim pemerhati orang muda keuskupan Tanjungkarang.Tim pemerhati OMKinimensosialisasikan mengenai kaderisasi, dan di situ juga para pemerhati juga memaparkan mengenai kewirausahaan, denganpemaparan mengenai dua halini diharapkan nantinya para peserta dapat mengatasi kompetisi ekonomi sehingga OMK bisa lebih mandiri dan dapat menciptakan lapangan kerja sendiri. Bukan lagi berorientasi mencari kerja tetapi menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Orang muda juga diajak memiliki militansi dalam iman dan menggereja.Setelah semua sesi selesai rangkaian kegiatan ditutup dengan misa penutup di Gua Maria.
Hari itu minggu 13 Mei 2018 bertepatan dengan hari komunikasi sedunia, yang ke 52 kita mendengarkan pesan dari Rm. Wicak sebagai Ketua Komsos TJK supayakitatidak ikut-ikutan menyebarkan berita Hoax(berita bohong)danfake news(berita palsu). Rm Eko juga memberikan pesan mengenai “Kebenaranituakan memerdekakan kamu”seperti tema hari komunikasi sedunia ini.Tidak ada komunio tanpa komunikasi, dan yang harus dikomunikasikan adalah semua hal yang baik, benar dan berahmat.Setelah misa usai para peserta kembali lagi ke RR laverna melanjutkan makan siang dan perpisahan bersama dengan Tim Komkep KWI.
Usah sesi terakhir Rm Eko memberikanmengucapkan terimakasih kepada Tim Komkep KWI, juga bingkisan kecil sebagai tanda kasihkepada Tim komkep KWI dan kegiatan pelatihan ditutup dengan penayangan video kegiatan selamatiga hari Di RR Laverna. Dalam kalimat di penghujung acara Rm Eko bertanya kepada semua peserta yang hadir, apakah kegiatan TFT ini berguna? Semua peserta berteriak menjawab “berguna!” Apakah tahun depan perlu diadakan lagi? Semua peserta menjawab dengan antusias “harus ada TFT OMK lagi”. Diiringi riuh tepuk tangan peserta.
Harapan nya setelah mengikuti kegiatan ini para peserta dapat membagikan kepada teman-teman diparoki masing-masing sehingga kegiatan – kegiatan OMK di masing –masing paroki dapat terus dijalankan sesuai dengan kebutuhan OMK dimasing-masing paroki dan OMK bisa lebih kreatif dan dapat terus menangkap peluang–peluang yang ada.
Sampai berjumpa lagi dikegiatan pelatihan yang lain semoga komunikasi kita sebagi Pengurus maupun pendampingOMKterus terjaga.
Semangat …. Semangat … OMK BISA ! OMK PASTIIIII BISA!
Tuhan Yesus memberkati.
(Tika- Tim Komkep TJK)