Sahabat Sepeziarahan dalam Regio MAM

temu pengurus MAMOrang Muda yang hebat lahir dari sebuah proses pendampingan yang baik dari segi internal maupun eksternal. Hal tersebut dapat direalisasikan jika ada sinergitas antar masing-masing Keuskupan di regio untuk dapat memiliki satu suara dalam menghadapi tantangan mendampingi orang muda. Tantangan mendampingi orang muda dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah karakteristik orang muda jaman ini yang dinamis, kreatif, dan sangat dipengaruhi oleh media sosial menjadi sisi unik yang dapat menjadi pertimbangan dalam membuat strategi pendekatan orang muda.

 

Salah satu cara yang dapat menjadi jembatan untuk mengarahkan proses pendampingan yang berkelanjutan itu adalah dengan membuat Temu Moderator yang dapat mempertemukan setiap pembimbing, perwakilan OMK, hingga Ketua Komisi Kepemudaan di masing-masing keuskupan.

 

pertemuan MAM3Di akhir bulan Mei 2018 (25-27/05), Komisi Kepemudaan regio MAM (Keuskupan Agung Makassar, Keuskupan Ambon dan Keuskupan Manado) pertama kali mengadakan Temu Moderator dengan tema “Sahabat Sepeziarah dalam Regio MAM” yang diselenggarakan di Keuskupan Agung Makasar dengan peserta sebanyak 25 orang yaitu para ketua komisi kepemudaan, ketua OMK, dan moderator  kevikepan masing-masing keuskupan.

 

Kegiatan ini berlangsung di daerah Bili Bili, Gowa, Makasar selama 3 hari 2 malam.  Model acara dikemas dalam bentuk diskusi 2 arah, dengan fasilitator dari Komisi Kepemudaan KWI untuk menjawab solusi tepat guna yang berkelanjutan untuk dapat mendampingi orang muda. Antusiasme dan rasa hangat selama acara berlangsung menggambarkan kepeduliaan dan rasa cinta para pendamping terhadap OMK di masing-masing keuskupan.

 

temu mam2Salah satu kegiatan yang menjadi fondasi awal pembentukan strategi adalah dengan melakukan sharing pengalaman di masing-masing paroki. Sharing singkat tersebut menghasilkan buah-buah pemikiran mengenai situasi lama yang harus diperbaharui seperti tantangan menjadi pendamping yang memiliki wawasan yang luas, stabilitas emosi, dan juga pendekatan persuasif dapat menjadi kunci pendekatan yang dapat diaplikasikan para pendamping.

 

Tentu saja tantangan ini bukan berasal dari para pendamping OMK saja, tetapi juga komponen lain seperti dukungan keluarga dan lingkungan yang dapat menumbuhkan kapasitas OMK yang kompeten dan dapat menjadi bibit unggul masa depan yang lebih baik.

Post Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *