Asia Bersuara: Gereja Selalu Bersama Orang Muda!

IMG_8135(Bagian 1)

BILA IV on Youth
9-13 Juli 2018
Mahatai, Pattaya, Thailand

SAWADIKRA!
Salam dari Negeri Gajah Putih yang menjadi tuan rumah dari penyelenggaraan pertemuan para Uskup se-Asia tentang anak muda!

Selama 5 hari sejak tanggal 9 hingga 13 Juli, 10 Uskup, puluhan Pastor, dan 60 orang-orang muda Katolik dan pendamping dari 11 negara di Asia berkumpul di Mahatai Hotel and Convention Centre dalam acara yang bertajuk ‘The 4th Bishops’ Institute for Lay Apostolate on Youth’ (BILA IV). Sesuai namanya, BILA IV ini menindaklanjuti pertemuan persiapan Sinode Orang Muda 2018 (Pra-Sinode) yang diselenggarakan pada Maret lalu di Roma. Acara ini diinisiasi oleh Federation of Asian Bishops’ Conference (FABC) yang sudah beberapa kali menyelenggarakan BILA dengan tema yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dari Gereja Asia.

BILA IV dibuka oleh Ketua FABC, Uskup Bylon, melalui misa pembukaan yang diselenggarakan di kapel kompleks Redemptoris Centre yang sangat indah dan sarat arsitektur emas khas Thailand. Dalam kotbahnya, Uskup Bylon mengajak semua peserta untuk mengenali dan waspada terhadap ‘kematian’ yang menjalar dikalangan orang muda, yaitu kematian jiwa karena kehilangan harapan. Dengan banyaknya orang muda yang tertekan dalam kesulitan hidup dan situasi yang tidak menentu, orang muda perlu dibantu untuk tetap menghidupi jiwanya dengan semangat muda dan setia pada panggilan hidupnya.

BILA03Indonesia sebagai salah satu negara di Asia yang menjadi bagian dari FABC, menghadirkan 5 orang dalam pertemuan ini sebagai delegasi dan pemapar. Tim Indonesia secara khusus diminta untuk memaparkan hasil Asian Youth Day 2017 (AYD) dan berbagi pengalaman dalam partisipasinya di acara Pra-Sinode. Ketua Organizing Committee AYD 2017, Romo Budi, menjelaskan secara rinci tindak lanjut AYD 2017 yang diselenggarakan di Keuskupan Semarang, diantaranya adalah mengintegrasikan poin-poin hasil AYD dengan perencanaan dan kegiatan yang dilakukan di Keuskupan Semarang untuk pengembangan orang muda, baik jangka panjang (hingga 2035) maupun jangka pendek. Dalam Konteks Indonesia, Komisi Kepemudaan KWI menjelaskan mengenai dampak pasca AYD7 dan perkembangannya.

Untuk bagian pengalaman Pra-Sinode, delegasi dari Indonesia, Anne, menceritakan refleksinya atas keterlibatan Indonesia dalam Pra-Sinode. Poin utama yang disampaikan adalah terkait discernment dan pembinaan keluarga, yang didukung juga dengan refleksi dari delegasi Asia lainnya. Dibawakan bersama dengan 4 delegasi Asia lainnya yang hadir dalam BILA IV, pesan yang disampaikan sungguh membawa inspirasi tentang betapa Gereja secara rendah hati mau mendengarkan orang muda.

BILA02Hingga hari ketiga pelaksanaan, BILA IV memproses banyak pengalaman dari beberapa negara peserta tentang formasi orang muda, pendapat dan pengalaman orang muda, serta diskusi membangun tentang bagaimana Gereja dapat berbenah dan mengembangkan diri dalam membina orang muda. Untuk memancing diskusi, tiap perwakilan negara juga merefleksikan apa saja tantangan dan peluang yang ada di negara masing-masing. Terangkum pula bahwa pekerjaan rumah yang masih harus didiskusikan dan dijawab bersama adalah: bagaimana Gereja Asia dapat merekatkan berbagai potensi yang ada untuk menjawab tantangan pembinaan orang muda yang begitu kompleks dan berkaitan dengan berbagai bidang lain dalam pelayanan Gereja?

Selama 2 hari kedepan, BILA IV masih akan berproses menjawab pertanyaan tersebut. Dengan terang Roh Kudus, Asia bisa!

Untuk bersuara dalam Sinode Orang muda, teman-teman dapat mengikuti Kicau Sinode di Instagram @omknet.

Post Author: omknet

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *