Refleksi Injil Lukas 24;13-34
(Yesus menampakan diriNYA kepada dua murid di jalan ke Emaus)
Bagaimana kita dapat menemukan kembali harapan indah manusia dan terlebih lagi harapan dalam Tuhan? Saat langkah-langkah kita menjadi berat dan kekecewaan mencapai puncaknya?
Di Komunitas Taize semua orang muda yang datang dari berbagai belahan dunia diberi kesempatan untuk menemukan kembali harapan-harapannya yang pupus maupun sirna. Selama seminggu semua orang muda dihantar ke dalam inti terdalam hidupnya untuk kembali mendapat harapan yang lenyap karena luka-luka kehidupan.
Melalui bacaan yang sangat menarik dari Injil Lukas 24;13-34 tentang Yesus yang menampakan diriNYA kepada dua orang murid di jalan ke Emaus, setiap orang muda oleh Bruder Jean Marie yang mendampingi refleksi tersebut diarahkan untuk memahami kasih Kristus yang telah menderita, wafat, dan bangkit kembali dari antara orang mati. Orang-orang muda yang selama ini merasa ditinggalkan, kesepian, tidak diperhatikan dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sosialnya diajak untuk kembali membangun harapan-harapan hidupnya.
Dua orang murid yang menuju ke Emaus ragu-ragu dan kehilangan harapan terhadap sosok yang dirindukan yang kuat berkuasa dan dapat membebaskan bangsa Israel namun ternyata mati di Salib dengan cara tragis. Bahkan mereka seolah meragukan kebangkitan Yesus. Akan tetapi Yesus kemudian dalam penampakanNYA menjelaskan tentang hidupNYA seperti yang telah dinubuatkan para nabi.
Saat Yesus diundang karena malam hampir tiba dan pada kesempatan itu justru Yesus yang memimpin upacara makan barulah mereka kaget dan sadar bahwa yang berjalan bersama mereka dan makan bersama itu adalah Yesus yang selama ini mereka ikuti. Walaupun menyadari terlambat dan mungkin sedikit menyesal namun penuh sukacita mereka berdua kembali ke Yerusalem dan menceritakan peristiwa yang dialami mereka di Emaus.
Sikap dua orang murid di jalan ke Emaus itu mewakili setiap manusia, setiap umat Kristiani, setiap orang muda dimana saja berada, maupun diri saya sendiri yang adalah seorang pemuda. Orang-orang muda dengan harapan yang besar, atau ekspektasi yang tinggi dan semangat yang menggebu akan cepat menyerah, ragu-ragu, bahkan patah semangat atau pupus harapan jika sesuatu yang diimpikan tidak berjalan semestinya. Orang-orang muda dengan cepat sekali menyerah jika gagal. Orang-orang muda akan cepat sekali tidak mau berjuang jika cita-citanya tidak didukung oleh orang-orang dekat. Bahkan orang-orang muda akan merasa tidak berpengharapan jika orang-orang yang dikasihi tidak peduli terhadap hidup dan perjuangannya.
Orang-orang muda walaupun mengaku beriman Kristus, saat putus asa selalu mencari kepuasan semu atau melampiaskannya ke hal-hal yang negatif. Bahkan tidak jarang yang bunuh diri. Apalagi situasi zaman ini nyaris harapan, cinta, dan kehidupan tidak ada artinya.
Namun jika harapan-harapan tetap dipegang teguh maka kebahagiaan dan sukacita akan terus nampak dari jiwa-jiwa yang penuh luka batin. Tuhan Yesus sebenarnya selalu hadir setiap hari dalam kehidupan kita semua.
Dari kisah Emaus, Komunitas Taize membantu menyembuhkan luka dan merajut kembali tali-tali harapan orang muda yang putus. Bagaimana tidak, orang-orang muda yang datang dari berbagai belahan dunia ini diajarkan mendengarkan serta mencari Tuhan lewat Kitab Suci lalu merenungkannya. Di dalam bacaan-bacaan Kitab Suci sebenarnya Allah hadir secara nyata dan berbicara untuk menguatkan yang hilang harapannya. Yang dibutuhkan adalah kesediaan kita untuk membuka hati kita masing-masing.
Untuk menggali kembali menemukan harapan dari setiap orang muda yang hilang lantaran ditinggalkan atau tidak diperhatikan, Komunitas Taize mengajak semua orang muda untuk turut serta merayakan Ekaristi setiap hari. Dalam Ekaristi terjadi penyembuhan secara total. Dalam Ekaristi Yesus sendiri hadir dan menyapa setiap pribadi yang datang dan berserah serta berharap kepadaNYA.
Ini juga pengalaman Emaus yang mau diajarkan Bruder Jean Marie di Komunitas Taize terhadap semua orang muda. Selain itu jika harapan sudah ditemukan dalam Ekaristi, orang-orang muda dari seluruh dunia membutuhkan Gereja sebagai persekutuan umat Allah. Gereja yang selalu bersaksi tentang cinta Kristus yang Maha Dahsyat.
Dari sini orang-orang muda dihantar untuk turut serta membagi harapan, sukacita yang telah ditemukan dalam perjalanan hidupnya. Gereja sebagai umat Allah akan selalu mendoakan, membantu, menguatkan, serta memperhatikan orang muda. Gereja yang terus bersaksi tentang terang Kristus akan tetap merengkuh orang-orang muda yang baru saja kembali dari Emaus kehidupannya setelah menemukan Kristus dalam penyerahan diri.
Demikian juga diri saya kadang kehilangan harapan dan merasa tidak berarti. Namun kisah Emaus ini memberikan kekuatan baru untuk tidak pernah ragu terhadap kasih Kristus.
“engkau bercita-cita untuk mengikuti Kristus yang bangkit, dan engkau bertanya-tanya dengan tanda apa engkau akan mengenal-NYA? Apakah engkau mampu memahami bahwa DIA telah hidup di kedalaman dirimu, dalam jantung hatimu? Apakah perlu lagi engkau merasakan kehadiranNYA?”
bersambung………..
Dari bukit Taize, perancis, akhir November 2018
Oleh Frids WL dan Anastasia Novi Praptiningsih