“Awalnya dipikirkan bagaimana menyimpan benda-benda yang ditinggalkan, artinya yang pernah dipakai selama AYD (AYD7 pada 2017). Tapi kalau cuma itu akan cepat musnah atau menjadi barang mati. Hal yang ditinggalkan bagi kita yang berharga adalah pengalaman-pengalaman konkrit bertemu dengan orang muda se-Asia yang luarbiasa. Ini adalah kenangan indah yang baik dan tidak ditinggalkan begitu saja. Ini kemudian muncul perkembangan lebih lanjut menjadi tempat perjumpaan setelah AYD. Semangat AYD berkembang sampai saat ini,” ungkap Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Keuskupan Agung Semarang, dalam pembukaan Tambo Jentera Muda, Museum AYD7 di Wisma Salam, Magelang.
Lebih lanjut Mgr. Rubi menegaskan bahwa tempat ini menjadi tempat perjumpaan orang muda yang kreatif, inovatif dan penemuan-penemuan baru untuk perubahan dunia yang lebih baik.
Tambo Jentera Muda diresmikan pada Minggu malam (16/12) bersama-sama dengan orang muda dari berbagai latar belakang yang berbeda. Rumah ini menjadi sarana untuk membangun berbagai narasi keterlibatan orang muda dalam memperkuat bangunan keberagaman hidup bersama. Dalam setiap bulannya ada agenda rutin di tempat ini dengan membuka forum pagelaran budaya dan diskusi-diskusi yang melibatkan orang muda.
“Tambo Jentera Muda adalah ruang perjumpaan demi membangun rumah bersama Kebhinnekaan. Teman-teman selamat menjahit kebhinnekaan di tempat ini,” ungkap Mgr. Pius Riana Prapdi, ketua Komisi Kepemudaan KWI. Harapan besar Tambo Jentera muda menjadi tempat belajar hidup bersama dalam keberagaman.
Dalam rangkaian peresmian Rumah Tambo Jentera Muda juga berlangsung berbagai kegiatan orang muda di antaranya kenduri multikultural, makan bersama dan sarasehan dalam topik “jagongan Multikultural” dan pementasan band dan kesenian tradisional.
Langkah Pemuda
Kami, Kaum muda Indonesia, lintas kepercayaan dan agama, melihat kebhinnekaan sebagai realita yang kami terima dengan gembira dan siap menanggungnya.
Kami, kaum muda Indonesia, lintas kepercayaan dan agama, bersepakat bahwa Indonesia adalah rumah bagi semua dan siap mewujudkannya.
Kami, kaum muda Indonesia, lintas kepercayaan dan agama, adalah jalinan sahabat bagi sesama dan siap menghidupinya. (Semarang, 28 Oktober 2018, pada Tahun ke-90 Sumpah Pemuda).