Sekilas Mengenal Liturgi Jumat Agung
Syalom aleikhem. Gereja Katolik merayakan Kurban Misa setiap hari, namun absen Misa satu hari dalam setahun. Pada hari itu, Gereja tidak merayakan Misa, bahkan melarang ada Misa.
Hari apa itu? Jumat Agung. Dokumen Gereja bernama De Festis Paschalibus Praeparandis et Celebrandis (Perayaan Paskah dan Persiapannya, disingkat PPP) no. 59 menyatakannya: “Menurut tradisi kuno, pada hari ini [Jumat Agung], Gereja tidak merayakan Ekaristi.” Sakramen lain pun terlarang dirayakan, kecuali Sakramen Tobat dan Sakramen Pengurapan Orang Sakit (PPP no. 61).
Mengapa Jumat Agung menjadi hari tanpa Misa? Sebab, hari itu Domba Kurban kita dikurbankan. Gereja merenungkan Sengsara Tuhan dan Mempelainya. Gereja merenungkan secara amat khusus Sengsara dan Wafat Kristus. Gereja berduka sangat dalam.
Tiada Misa kok ada Komuni? Hosti Kudus yang diterimakan pada Jumat Agung telah dikonsekrasikan pada Misa Kamis Putih. Tradisi liturgi Timur menyebut penerimaan Komuni yang telah dikonsekrasikan hari sebelumnya sebagai “presanctified liturgy”.
Mengapa harus demikian? Tradisi Suci mengajarkan itu semua kepada kita. Tradisi Suci yang diwariskan oleh para Rasul. Berbahagialah kita yang melestarikan ajaran dan praktik iman para Rasul. Jumat Agung adalah salah satunya.
R.D. Y. Istimoer Bayu Ajie
Imam diosesan Keuskupan Bandung,
Gereja Katolik Roma