MEWARTAKAN KABAR SUKACITA MISI: BERSAMA-SAMA MENJADI RAHMAT BAGI SEMESTA

(TASIKMALAYA) Ada yang menarik dalam “estafet ziarah” Salib Misi pada Pekan Misi Nasional IV dari paroki-paroki di Keuskupan Bandung. Perjalanan Salib Suci Misi umat Katolik dari Paroki St. Yohanes Pembaptis Ciamis menuju Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya siang ini (9/10/19) diwarnai dengan sebuah pesan toleransi, pesan persahabatan dan persaudaraan yang sangat luar biasa antar umat beragama.

 

misi salibDalam kesempatan ini, Salib Suci Misi yang diantarkan ke Tasikmalaya tersebut tidak dibawa oleh umat Katolik tetapi dihantar oleh pemuda pemudi Muslim. Setelah prosesi pengutusan salib dalam Ekaristi selesai, Salib Suci Misi dimasukkan ke dalam tas lalu dibawa dengan penuh hormat dan sukacita oleh Zaina Amalia Fitrina, Ketua Kopri PC PMII (Korps Putri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Kabupaten Ciamis) yang diapit bersama puluhan rekan-rekannya.  Mayoritas dari pemuda pemudi ini adalah komunitas santri dan mahasiswa Islam yang sedang kuliah di Kabupaten Ciamis. Bersama-sama dengan puluhan umat Katolik St. Yohanes, mereka semua beriringan naik motor menuju Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya.

 

Di tengah perjalanan, sebelum memasuki kota Tasikmalaya, rombongan perarakan Salib Misi ini disambut oleh beberapa puluh santri dan mahasiswa Islam Tasikmalaya lainnya yang sudah siap berkumpul ingin ikut serta dalam iring-iringan kegembiraan atas persaudaraan dan persahabatan antar umat beragama ini. Alhasil, panjang iring-iringan motor dari Ciamis menuju Gereja Tasikmalaya semakin bertambah banyak. Baik umat Katolik maupun umat Muslim. Tanpa membeda-bedakan suku, golongan dan ras, semua berbaur dalam kegembiraan iring-iringan motor ini. Sesampainya di pelataran gereja Tasikmalaya, rombongan iring-iringan motor dari Ciamis disambut oleh seni lengser dan tarian tradisional Sunda.

 

Sebagai balasan dari sambutan lengser dan tarian Sunda tersebut, rombongan umat Katolik St. Yohanes  yang ditemani oleh seratusan pemuda pemudi Santri dan Mahasiswa dari Ciamis dan Tasikmalaya menyanyikan lagu “Yaa Lal Wathan” dengan penuh semangat. Lagu tersebut mengiringi Zaina Amalia dan Pastor Paroki Ciamis menuju ke depan pintu depan Gereja Tasikmalaya. Salib Suci Misi dikeluarkan dari tas oleh Pastor Paroki Ciamis, diangkat dan kemudian diserahkan kepada Pastor Paroki Gereja Tasikmalaya. Ah, sangat terasa sekali nuansa semangat persaudaraan dan persahabatan lintas agama siang ini yang dihadirkan oleh Komunitas Mahbub Junaedi, Komunitas Gusdurian, PMII Kota dan Kabupaten Tasikmalaya, PMII Kabupaten Ciamis, IKA PMII Kota Tasikmalaya dan Saiban Tasikmalaya.

 

Dengan menggelegarnya nyayian “Hubbul Wathan Minal Iman” di dalam rumah ibadat umat Katolik di Tasikmalaya, komunitas santri dan mahasiswa Islam yang turut serta mengantar Salib Suci Misi tersebut seakan mengundang umat Katolik yang ada di Tasikmalaya dan Keuskupan Bandung pada umumnya untuk tidak pernah lelah berjuang dalam mengaplikasikan Karya Misi Gereja Katolik dengan cara mencinta Tanah Air Indonesia sebagai rumah kita bersama yang harus dijaga dan diperjuangkan bersama-sama tanpa lelah.

 

Pemandangan unik siang ini juga membuka mata dan hati banyak orang yang lewat di depan gereja; masyarakat sudah lelah dan jenuh dengan tontonan dan berita yang menyajikan dan mengundang semua orang untuk menebar kebencian, permusuhan, ketidak pedulian, penyekatan agama, ras dan golongan, yang semuanya itu menggerogoti Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 

Maka, pengalaman persaudaraan dan persahabatan yang ditampilkan oleh komunitas santri dan mahasiswa Islam di Gereja Hati Kudus Yesus Tasikmalaya ini seakan mengobati kerinduan dan dahaga masyarakat akan itu semua; akan adanya keberanian mengekspresikan persahabatan, persaudaraan, cinta, persatuan, sikap saling mengasihi, toleransi beragama dan kemanusiaan tanpa harus dibatasi dengan perbedaan agama, ras, budaya dan golongan.

 

Zaina Amalia mengungkapkan, “Sebagaimana Misi umat Katolik mewartakan sukacita ke seluruh dunia, kami pun sebagai orang Muslim juga tidak jauh berbeda. Kami mau mengekspresikan iman kami yang sungguh adalah rahmat bagi semua, Rahmatan-lil-alamin, membawa rahmat sukacita bagi semua. Islam yang bukan hanya di mulut dan teks saja, tetapi sungguh sebagai rahmat yang dirasakan nyata dan aktual bagi semua orang, bagi semua agama, semua ras, semua suku dan semua golongan di dalam persaudaraan, persahabatan, toleransi dan kemanusiaan di rumah kita bersama yang bernama Indonesia.”

 

Selamat menjalankan Misi Cinta kita kepada Allah dan kepada Sesama.. Hablum Minallah Wa Hablum Minannas.. Mengasihi Tuhan, Allah, dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri.

Post Author: admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *