Rayakan HUT Ke 52, OMK Paroki Ruto Gelar Berbagai Perlombaan
Hari Ulang Tahun Paroki St. Martinus Ruto yang ke 52 ini bertepatan dengan Gereja Katolik yang memperingati pesta Santo Martinus pada 11 November.
Perlombaan-perlombaan yang digelar oleh OMK ini adalah pertandingan voli putera dan puteri antar lingkungan, bola kaki, kuis kitab suci, dan vokal solo dan akan berlangsung dari tanggal 12 Oktober 2019-10 November 2019. Pada tanggal 11 November 2019 merupakan perayaan puncak dan akan dirayakan dengan perayaan Ekaristi.
Untuk setiap perlombaan tersebut melibatkan para siswa-siswi SD, SMP, SMA, SMK, OMK, dan umat separoki St. Martinus Ruto.
Pada Sabtu (12/10/2019) pukul 15.00 wita diadakan seremoni pembukaan yang ditandai dengan pengguntingan pita dan menyalakan obor oleh Pastor Paroki St. Martinus Ruto, RD. Albert Yunialdus Ninung dan dihadiri oleh Frater Aris Sara, Pr (Frater yang menjalankan Tahun Orientasi Pastoral), ratusan OMK Paroki St. Martinus Ruto, umat, serta undangan lainnya.
RD. Ayub, demikian biasa disapa, dalam sambutan pengantarnya mengungkapkan kegembiraannya atas partisipasi dari seluruh OMK yang hadir.
“Kita berkumpul dengan seremoni yang sederhana. Tapi kita yakin bahwa kita yang hadir ini membawa semangat umat Paroki Santo Martinus Ruto yang tidak hadir. Sore ini kita secara resmi membuka Hari Ulang Tahun Paroki St. Martinus Ruto. St. Martinus setiap tahun dalam Gereja dirayakan pada 11 November,” jelas RD. Ayub.
RD. Ayub yang mewakili panitia, umat dan DPP membuka secara resmi kegiatan-kegiatan ini.
Menurut RD. Ayub yang suka musik ini mengatakan jikalau pertandingan-pertandingan yang akan digelar, tujuan utamanya bukan juara yang dikejar tetapi persaudaraan sebagai OMK dan umat Paroki Ruto
“Saya minta dukungan kita semua. Jangan fokus pada juara lalu mengesampingkan nilai-nilai religius, sosial, budaya, dan sportifitas. Jangan cari itu. Yang mau kita dapat dan olah dari seluruh rangkaian kegiatan ini adalah tanggung jawab menerima tugas, kebersamaan, persaudaraan, serta kekompakan sebagai Orang Muda Katolik Paroki St. Martinus Ruto,” tegas RD. Ayub.
RD. Ayub saat diwawancarai OMK net menjelaskan bahwa semua Orang Muda Katolik Paroki St. Martinus Ruto tersebar dari Paupaga sampai Wae Bela.
Kegiatan-kegiatan pembinaan yang diberikan kepada OMK ini adakah rekoleksi rutin baik di tingkat paroki maupun kevikepan, tablo, koor, olahraga dan kerja setiap hari sabtu.
Pada tahun 2017 saat terjadinya pertemuan Orang Muda Katolik se Asia (Asian Youth Day) di Jogjakarta dan tahun 2018 diadakan pertemuan Orang Muda Katolik se Nusa Tenggara (Nusra Youth Day) di Kupang, dari Paroki St. Martinus Ruto juga mengirimkan OMK untuk mengikuti dua kegiatan akbar ini.
RD. Ayub juga berharap agar OMK Paroki St. Martinus Ruto mampu menunjukan jati diri sebagai penerus gereja, mewarisi budaya lokal dan tidak boleh tercabut dari akar.
“Bahaya akan muncul jika orang-orang muda ini jauh dari Gereja Katolik, apatis, tidak dirangkul, dan tidak didengarkan. Kegiatan-kegiatan yang kami lakukan ini menghilangkan hal yang negatif yang terjadi dalam diri Orang Muda Katolik,” ucap RD. Ayub.
Yuni, salah seorang OMK dari Lingkungan Pomasule kepada OMK Net mengaku senang bergabung dalam wadah OMK Paroki St. Martinus Ruto.
Menurut Yuni, di dalam OMK dirinya dapat berkenalan dengan teman-teman yang lain, mendapat pengetahuan baru, dan OMK membantunya untuk menata hidupnya supaya menjadi lebih baik sebagai agen muda Gereja. Sehingga saat berada di tengah umat atau masyarakat, ia akan menjadi orang muda yang memiliki sikap integritas sebagai orang muda yang beriman teguh, kokoh, dan kuat Kekatolikannya.
“Dalam OMK ini banyak hal positif. Intinya kita dipersiapkan untuk cerdas secara intelektual dan tajam menggunakan nurani untuk orang lain,” tutur Yuni sambil tersenyum.
Usai seremoni pembukaan yang dipimpin oleh RD. Ayub, diadakan pertandingan voli puteri antara OMK Lingkungan Pomasule vs OMK Lingkungan Paupaga, dan pertandingan voli putera antara OMK Malapedho vs OMK Wae Bela.
Sekilas Paroki St. Martinus Ruto
Paroki St. Martinus Ruto sebelumnya bernama Paroki Santa Familia Maghilewa) dan telah berusia 104 tahun. Saat dipindahkan ke Ruto dan berganti nama menjadi Paroki St. Martinus Ruto, kini berusia 52 tahun dan dua tahun lalu merayakan perayaan emasnya.
Paroki St. Martinus Ruto saat ini memiliki empat stasi (Maghilewa, Paupaga, Ruto, dan Wae Bela), 12 lingkungan, 64 Komunitas Umat Basis (KUB), dan lebih dari 6000 an umat.
Paroki ini berada di pesisir pantai Laut Sawu sepanjang kurang lebih 45 km dan diapit dua paroki yakni Paroki Aimere di Barat dan Paroki Boba di Timur.
Sejauh ini Paroki St. Martinus Ruto telah melahirkan puluhan Imam Katolik, Frater, dan Biarawan-Biarawati, serta tokoh-tokoh umat yang berkarya di dalam dan di luar negeri. (Frids Wawo Lado/fwl)