Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga. Gaudium et Spes, 1)
Dunia saat ini menderita karena wabah Corona atau Covis-19. Hingga kini, diperkirakan kasus virus corona di seluruh dunia telah mencapai 593.656 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 27.215 orang.
Saat Doa dan Berkat Suci Urbi et Orbi (27 Maret 2020), Paus Fransiskus mengatakan bahwa kita kini berada dalam perahu yang sama, terperangkap dalam badai besar. Kita diminta untuk bersatu dan percaya pada rencana dan kehendak Allah. Badai membuka kebiasaan dan kelemahan kita. Badai membuka hati kita untuk menyeimbangkan hidup kita dengan hati kita. Dengan badai, terungkaplah tipuan-tipuan kita yang ditutup dengan egoisme. Dalam masa Prapaskah ini, kita diingatkan untuk kembali dan percaya kepada-Nya serta rencana keselamatan-Nya. Kini adalah saat untuk melihat dan memperhatikan satu sama lain. Yesus membangunkan kembali iman kita.
Demikian juga di Minggu Prapaskah Pekan V ini, Mgr. Pius Riana Prapdi, ketua Komisi Kepemudaan KWI, mengeluarkan surat cinta pada Orang Muda Katolik (OMK). Surat cinta ini mengajak orang muda untuk bergabung dengan orang-orang di seluruh dunia yang telah bertekad untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Orang Muda Katolik dipanggil untuk menjadi pemeran utama dalam upaya memutus rantai Covis-19 ini dengan cara ikut peka terhadap situasi lingkungan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan orang muda untuk memutus rantai covis-19 ini pun diungkapkan Mgr. Pius diantaranya diam di kos/rumah, terutama tidak mudik/pulang kampung halaman, menunda dulu pertemuan, rapat atau acara yang dihadiri banyak orang (lakukan dulu dengan online atau teleconference), membatasi diri untuk berkumpul secara fisik dengan teman-teman, menjaga stamina dengan makan sehat, tetap olah raga, berpikir positif, menjaga jarak sekitar 1.5 (satu setengah) meter dari orang lain.
Ketua Komisi Kepemudaan KWI ini juga mengajak orang muda dengan kreatifitas dan energinya berani mengulurkan bantuan pada sesama. “Jangan biarkan satu orang pun tercecer dan merasa ditinggalkan dalam kesusahan dan kelaparan.” Dalam surat cinta ini pun diajak supaya orang muda menggunakan fasilitas komunikasi yang dimiliki untuk membantu mereka yang kesulitan dan terdampak, misalnya info akses bantuan makanan gratis bagi kelompok lanjut usia, disabilitas, dan kelompok miskin yang terganggu kehidupan ekonominya karena Covid-19.
Dalam penutup surat cinta untuk orang muda ini Mgr. Pius meminta orang muda tidak takut karena Tuhan selalu menyertai.
Berikut: “Surat Cinta pada Orang Muda Katolik”
Sahabat Muda Katolik Indonesia yang terkasih,
Dunia sedang menghadapi Pandemi Virus Covid-19. Virus ini jenis baru yang dapat menempel dan bertahan pada benda-benda sekitar kita, seperti pakaian, sepatu, gagang pintu, HP dan bahkan pada orang yang kita kenal dan kasihi.
Virus ini menyebar sangat cepat dan berbahaya pada orang-orang dengan kondisi tertentu seperti pada lansia, orang yang memiliki penyakit tertentu, ibu hamil, bayi dan orang dengan stamina yang lemah. Virus ini dapat berpindah jika kita menyentuh benda-benda yang sudah terkena percikan ludah (droplet) dari penderita Covid-19.
Tempat favorit virus ini adalah di tangan kita, di sela-sela jari dan kuku, karena itu perlu mencuci tangan selama 20 detik menggunakan sabun dan air mengalir. Jika tidak tersedia air dan sabun dapat digunakan sanitizer. Sebaiknya tidak menyentuh mata, hidung dan mulut untuk mencegah virus masuk ke tubuh kita.
Sahabat Muda Katolik Indonesia yang terkasih,
Bagi orang muda, umumnya stamina kalian cukup baik sehingga seringkali, walaupun terpapar, tidak tampak gejala apapun. Pada titik ini, kalian hanya dianggap pembawa (Carrier). Tubuh kalian dapat membuat antibodi yang berfungsi untuk membangun imunitas terhadap virus ini. Namun, pada banyak kasus telah terjadi kematian pada orang-orang lanjut usia dan orang-orang yang memiliki sistem imun lemah, setelah berinteraksi dengan pembawa virus (Carrier).
Hai Orang Muda waspadalah dan bergabunglah dengan orang-orang di seluruh dunia yang telah bertekad untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 dengan:
- a) Diam di kos/rumah, terutama tidak mudik/pulang kampung halaman.
- b) Menunda dulu pertemuan, rapat atau acara yang dihadiri banyak orang (lakukan dulu dengan online atau teleconference). Membatasi diri untuk berkumpul secara fisik dengan teman-teman.
- c) Menjaga stamina dengan makan sehat, tetap olah raga, berpikir positif
- d) Menjaga jarak sekitar 1.5 (satu setengah) meter dari orang lain,
Dengan melakukan hal di atas, kita telah turut membantu tenaga medis untuk fokus merawat mereka yang membutuhkan penanganan serius.
Sahabat Muda Katolik Indonesia yang terkasih,
Ciptakan kreasi baru untuk mengatasi kebosanan dengan memanfaatkan fitur komunikasi yang tersedia. Orang Muda Katolik juga dapat membantu sesama dengan cara yang aman. Gunakan kreativitasmu untuk menolong sesama. Caranya:
- Cermati kondisi dan perilaku tetangga atau teman kosmu.
- Temukan apa yang dapat kamu bantu untuk melindungi : kamu, keluargamu dan lingkunganmu.
- Gunakan fasilitas komunikasi yang kamu miliki untuk membantu mereka memenuhi kebutuhannya. Misalnya info akses bantuan makanan gratis bagi kelompok lanjut usia, disabilitas, dan kelompok miskin yang terganggu kehidupan ekonominya karena Covid-19.
Jangan biarkan satu orang pun tercecer dan merasa ditinggalkan dalam kesusahan dan kelaparan.
Sahabat Muda Katolik Indonesia yang terkasih,
Paus Fransiskus mengajak orang muda untuk menjadi aktor utama (protagonis) dalam membaharui dunia, marilah dalam masa krisis ini kita berhenti sejenak untuk merefleksikan kembali apa yang telah kita buat bagi diri kita, lingkungan, Gereja dan warga dunia? “Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya” (Yoh 13: 1). Kristus selalu mengasihi dan menyelamatkan kita.
Kini, saat bagimu untuk berbuat bagi dunia, keterbatasan fisik bukan halangan. Dengan kreativitas, orang muda dapat menjadi pemimpin bagi situasi ini dan melewati masa kritis bersama-sama.
Gereja di Indonesia dan dunia telah mengambil langkah-langkah progresif seperti mengadakan misa online. Semua itu adalah pengelolaan akal budi yang adalah hasil dari iman.
Marilah kita berdoa kepada Allah Bapa agar dunia dan negara kita dapat menangani dan melewati bencana ini. Jangan takut, Ia menyertai kita sampai akhir zaman (lih. Matius 28: 20).
Salam,
Mgr Pius Riana Prapdi
Ketua Komisi Kepemudaan KWI