Tahun Ajaran Baru telah dimulai. Karena pandemi Corona, pembelajaran dilangsungkan jarak jauh. Banyak OMK, utamanya yang SMP dan SMA, merasa kesal dan jenuh. Sejumlah alasan dikemukakan: bosan di rumah, tidak dapat ketemu kawan-kawan, tidak dapat jajan di kantin, belum lagi soal rebutan laptop atau gadget lainnya dengan saudara di rumah, bahkan juga soal kuota internet.
Blessing in Disguise, Berkah di Balik Musibah
Tanpa disadari, barangkali karena kita seringkali lebih fokus pada persoalan atau masalah, kita jadi tak mampu melihat berkah di balik musibah. Dengan belajar di rumah, kita justru diberi peluang untuk menjalani Gereja Rumah Tangga atau Ecclesia Domestica. Makna Gereja Rumah Tangga dijelaskan dalam Katekismus Gereja Katolik sebagai berikut.
Pertama, keluarga kristiani merupakan pusat iman yang hidup, tempat pertama iman akan Kristus diwartakan dan sekolah pertama tentang doa, kebajikan-kebajikan serta cinta kasih kristiani.
Kedua, keluarga kristiani merupakan tempat dilaksanakannya misi imamat bersama yang diterima melalui pembaptisan, yaitu dengan menyambut sakramen-sakramen, berdoa dan menerapkan kasih.
Ketiga, keluarga kristiani merupakan presentasi dan pelaksanaan persekutuan Gereja, yaitu persekutuan iman, harapan dan kasih.
Keempat, keluarga kristiani adalah persekutuan antar anggota-anggotanya, yang menjadi tanda dan gambaran persekutuan Allah Trinitas.
Kelima, keluarga-keluarga kristiani mempunyai tugas mewartakan dan menyebarkan Injil.
Dengan demikian, keluarga sebagai ecclesia domestica merupakan tempat yang kudus. Di dalam keluarga, Allah sendiri hadir di tengah umat-Nya. Dengan menerapkan kasih dan pengorbanan, setiap anggota keluarga mengambil bagian dalam kurban Kristus bagi pengudusan umat manusia, serta turut mengambil bagian dalam tugas Gereja menjadi sarana keselamatan.
OMK Dipanggil untuk menjadi Pemeran Utama dalam Keluarga
Ketua Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Pius Riana Prapdi mengajak Orang Muda Katolik (OMK) di seluruh Indonesia untuk menjadi pemeran utama dalam situasi saat ini, hingga selesainya masa krisis pandemi. OMK diajak untuk menjalani habitus baru yang mampu menghidupkan diri dan dunia sekitar. Habitus baru itu adalah: hidup hemat, hidup sehat, hidup produktif serta hidup untuk Tuhan dan sesama.
Demikian juga dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ). OMK diajak untuk hidup hemat; memanfaatkan teknologi informasi & komunikasi untuk keperluan yang penting dan menjadi prioritas. Penggunaan media sosial, mungkin perlu dibatasi atau dikesampingkan terlebih dulu karena PJJ lebih penting dan menjadi prioritas.
OMK diajak untuk hidup sehat, jiwa dan raga. OMK perlu makan secara seimbang, menjaga kebersihan diri (di antaranya selalu mencuci tangan), berolahraga, menggunakan masker jika keluar rumah, serta menciptakan waktu berharga bersama keluarga.
OMK diajak untuk hidup produktif, dengan melaksanakan PJJ sebaik-baiknya; menyimak informasi dari guru selayaknya ada di kelas, serta mengerjakan tugas dengan tekun.
OMK diajak untuk hidup untuk Tuhan dan sesama, dengan cara berani berkorban dan berbagi dengan anggota keluarga di rumah. Dalam hal ini, khususnya, dengan cara berbagi waktu dan bergiliran menggunakan gadget untuk keperluan PJJ. Jika jam sekolah berakhir, saatnya bagi OMK untuk membantu orangtua menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga.
Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu (1 Timotius 4:12). Orang Muda Katolik, jadilah pemeran utama, juga dalam keluarga, mewujudkan ecclesia domestica! (Helena D. Justicia)