Hari-hari ini, pengguna media sosial sibuk menggunakan aplikasi untuk membuat avatar.
Sebetulnya, apakah avatar itu?
Menurut Wikipedia, avatar adalah sebuah representasi pengguna komputer tentang dirinya sendiri dan egonya. Membuat avatar itu jadi seperti mengerjakan tes psikologi ketika kita diminta menggambar orang. Hanya saja, saat membuat avatar, motivasi dan tujuannya sudah jelas: proyeksi kita tentang diri sendiri.
Makna di Balik Avatar
Menjadi suatu keseruan tersendiri Ketika mengamati avatar yang dibuat teman-teman. Ada yang persis dengan dirinya sekarang. Ada yang mengungkapkan harapannya tentang dirinya sendiri. Ada yang merupakan imajinasi atau khayalan tentang dirinya. Namanya juga games, permainan avatar ini membuat orang mengeluarkan spontanitas dan ekspresi yang tersembunyi dalam benak dan hatinya.
Melalui permainan avatar, Kita dapat mencermati avatar yang dibuat oleh orang-orang dan mencoba memahami proyeksi dirinya. Akan lebih menginspirasi lagi jika kita mencermati avatar yang dibuat oleh mereka yang sedang sakit, terluka, kecewa dan sebagainya.
Sesudah Avatar
Di tengah segala kegaduhan dan keseruan dunia, panggilan kita adalah hadir dan menyapa mereka yang kecil, lemah, miskin, sakit, disabel, tersingkir dan dilupakan. Orang muda adalah pemeran utama dalam hidup ini. Orang muda adalah wajah Gereja masa kini dan masa mendatang.
Sebagai pemeran utama, orang muda perlu membiasakan diri untuk melakukan See-Jugde-Act, bahkan melalui gamessekalipun. See-Judge-Act adalah kemampuan untuk melihat atau menemukan peristiwa kehidupan, merefleksikannya dalam terang iman sehingga dapat membuat penilaian yang tepat, lalu melakukan aksi sebagai tanggapan atas peristiwa.
Sherina, seorang penyanyi cilik waktu itu, tahun 2007, menyanyikan lagu berjudul ‘Lihatlah lebih Dekat’. Satu liriknya adalah ‘lihatlah lebih dekat, dan kau akan mengerti’.
Orang Muda Katolik, lihatlah lebih dekat. Jadilah pemeran utama dalam hidup ini. (Helena D. Justicia)
